Jumat, 05 April 2013

BIDADARI SURGA

Ajari aku mncintaimu..
Dlm diam dari kjauhan..
Ajari aku mnyayangimu..
Dlm diam penuh ktulusan..

Demi masa yg mnyertaiku..
Izinkan aku mnjadi kekasih halalmu..
Demi masa yg ta henti terus melaju..
Izinkan aku mnjadi imam d khidupanmu..

Jika nanti Robku mngizinkan kita brtemu..
Pastikan cinta msh ada d hatimu..
Jika nanti Robku mngizinkan kita brsatu..
Yakinkan aku egkaulah bidadari syurgaku..

suara hatiku..

Jumat, 15 Juli 2011

Sejarah Singkat SH.Terate 2

Suatu perguruan pencak silat di indonesia yang berpusat di kota Madiun Jawa Timur yang didirikan pada tahun 1922.
Jiwa patriotisme yang tinggi ditunjukkan oleh Ki Hadjar HardjoOetomo, salah seorang Saudara Tertua Setia Hati, denganbantuan teman-temannya dari Pilang Bango, Madiun denganberani menghadang kereta api yang lewat membawa tentaraBelanda atau mengangkut perbekalan militer. Penghadangan, pelemparan, dan perusakkan yang terjadi berulang-ulang sampaiakhirnya ia ditangkap PID Belanda dan mendapat hukumankurungan di penjara Cipinang dan dipindahkan ke Padang, Sumatera Barat.


Setelah dibebaskan, Ki Hadjar Hardjo Oetomotelah mendirikan Setia Hati Pencak Sport Club yang kemudian mengaktifkan kembali perguruannya sampai akhirnyaberkembang dengan nama Persaudaraan Setia Hati Terate.Persaudaraan Setia Hati Teratedalam perkembangannya dibesarkan oleh RM Imam Koesoepangat murid dari Mohammad Irsyad kadhang (saudara) Setia Hati Pencak Sport Club (SH PSC) yang merupakan muriddari Ki Hadjar Hardjo Oetomo.Sebelum menjadi kadhang SH dan mendirikan SH PSC, Ki Hadjar Hardjo Oetomo magang sebagai guru di SD Banteng Madiun. Tidak betah menjadibekerja di Leerling Reambate di SS (PJKA) Bondowoso, Panarukan dan Tapen. Tahunkeluar dari PJKA dan bekerja menjadi Mantri Pasar Spoor Madiun di Mlilir denganjabatan terakhir sebagai Ajudan Opsioner Pasar Mlilir, Dolopo, Uberan dan Pagotan (wilayahselatan Madiun). Pada tahun 1916 bekerja di pabrik gula Redjo Agung Madiun. Tahun 1917 masuk menjadi saudara SH dan dikecer langsung oleh Ki Ngabei Soerodiwirjo, pendiriPersaudaran Setia Hati. Pada tahun ini bekerja di stasiun kereta api Madiun hingga menjabatKomisaris. Tahun 1922 bergabung dengan Sarekat Islam dan mendirikan Setia HatiPencak Sport Club di Desa Pilangbango, Madiun, yang kemudian berkembang sampai kedaerah Nganjuk, Kertosono, Jombang, Ngantang, Lamongan, Solo, dan Yogyakarta.
yang guru, 1906 Hoof

Tahun 1925, ditangkap oleh Pemerintah Belanda dan dipenjara di Cipinang, kemudiandipindahkan ke Padang, Sumatra Barat selama 15 tahun. SH PSC dibubarkan Belanda karenaterdapat nama "pencak". Setelah pulang dari masa tahanan mengaktifkan kembali SH PSCdan untuk menyesuaikan keadaan, kata "pencak" pada SH PSC menjadi "pemuda". Kata "pemuda" semata-mata hanya untuk mengelabui Belanda agar tidak dibubarkan. Bertahansampai tahun 1942 bersamaan dengan datangnya Jepang ke Indonesia.Tahun 1942, atas usulsaudara SH PSC Soeratno Soerengpati tokoh pergerakan Indonesia Muda, nama SH Pemudadiubah menjadi Setia Hati Terate. Pada waktu itu SH Terate bersifat perguruantanpa organisasi.
Sport Club



Tahun 1948, atas prakarsa Soetomo Mengkoedjojo, Darsono,dan lain-lain mengadakan konferensi di rumah Ki Hadjar Hardjo Oetomo di desa Pilangbango, Madiun. Hasilkonferensi menetapkan Setia Hati Terate yang dulunyabersifat perguruan diubah menjadi organisasi PersaudaraanSetia Hati Terate dengan diketuai oleh OetomoMangkoewidjojo dengan wakilnya Darsono. Kemudiansecara berturut-turut:
•    Tahun 1950, Ketua Pusat oleh Mohammad Irsyad.
•    Tahun 1974, Ketua Pusat oleh RM Imam Koesoepangat.
•    Tahun 1977-1984, Ketua Dewan Pusat oleh RM Imam Koesoepangat dan Ketua Umum Pusat oleh Badini.
•    Tahun 1985, Ketua Dewan Pusat oleh RM Imam Koesoepangat dan Ketua Umum Pusat oleh Tarmadji BoediHarsono.
•    Tahun 1988, Ketua Dewan Pusat RM Imam Koesoepangatmeninggal dunia dan PSHT dipimpin oleh Ketua UmumTarmadji Boedi Hardjono sampai sekarang.

Untuk menjadi saudara pada Persaudaraan Setia Hati "Terate" ini, sebelumnya seseorang ituterlebih dahulu harus mengikuti pencak silat dasar yang dimulai dari sabuk hitam, merahmuda, hijau dan putih kecil. Pada tahap ini seseorang tersebut disebut sebagai siswa atau calonsaudara.Selama dalam proses latihan pencak silat, seorang pelatih/warga (saudara SH) jugamemberikan pelajaran dasar ke-SH-an secara umum kepada para siswa.Setelah menamatkanpencak silat dasar tersebut, seseorang yang dianggap sebagai warga atau saudara SH adalahapabila ia telah melakukan pengesahan yang dikecer oleh Dewan Pengesahan. Dewanpengesahan ini termasuk saudara SH yang "terbaik dari yang terbaik" yang dipilih melaluimusyawarah saudara-saudara SH. Proses kecer tersebut berlangsung pada bulan Syura. Adapun sarat yang harus disediakan dalam pengeceran antara lain: Ayam jago, mori, pisang, sirih, dan lain sebagainya sarat-sarat yang telah ditentukan.

Dalam proses pengeceran ini, kandidat diberi pengisian dan gemblengan jasmani dan rohanidan ilmu ke-SH-an serta petuah-petuah, petunjuk-petunjuk secara mendalam dan luas. Saudara SH yang baru disahkan tersebut, dalam tingkatan ilmu disebut sebagai saudaratingkat I (erste trap). Pada Persaudaraan Setia Hati Terate juga dibagi dalam tiga jenistingkatan saudara yaitu saudara SH Tingkat I (ester trap), Tingkat II (twede trap), tingkat III (derde trap).Pada Persaudaraan Setia Hati Terate diajarkan 36 jurus pencak silat yang merupakan warisan dari Ki Ngabei Soerodiwirjo di erste trap serta pelajaran ilmu ke-SH-an yang dapat diperoleh pada tingkatan twede trap dan derde trap. Jurus-jurus tersebutmerupakan ramuan dari beberapa aliran pencak silat yang berada di nusantara, di antaranyadari Jawa Barat, Betawi (Jakarta), dan Minangkabau.Khadang SH Terate tersebar di seluruhwilayah Indonesia dan di beberapa negara seperti Belanda, Perancis, Belgia, Jerman, AmerikaSerikat, Australia, Malaysia, Singapura, Vietnam, Brunei Darussalam. Secara administratifmulai dirintis pencatatan jumlah saudara pada tahun 1986. Sehingga jumlah saudara mulaitahun 1986 - 1999 sebanyak 108.267.
Sejarah berdirinya SH Terate
Jiwa patriotisme yang tinggi ditunjukkan oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo, salah seorang Saudara Tertua Setia Hati, dengan bantuan teman-temannya dari Pilang Bango, Madiun dengan berani menghadang kereta api yang lewat membawa tentara Belanda atau mengangkut perbekalan militer. Penghadangan, pelemparan, dan perusakkan yang terjadi berulang-ulang sampai akhirnya ia ditangkap PID Belanda dan mendapat hukuman kurungan di penjara Cipinang dan dipindahkan ke Padang, Sumatera Barat. Setelah dibebaskan, Ki Hadjar Hardjo Oetomo yang telah mendirikan Setia Hati Pencak Sport Club yang kemudian mengaktifkan kembali perguruannya sampai akhirnya berkembang dengan nama Persaudaraan Setia Hati Terate.Persaudaraan Setia Hati Terate dalam perkembangannya dibesarkan oleh RM Imam Koesoepangat murid dari Mohammad Irsyad kadhang (saudara) Setia Hati Pencak Sport Club (SH PSC) yang merupakan murid dari Ki Hadjar Hardjo Oetomo.Sebelum menjadi kadhang SH dan mendirikan SH PSC, Ki Hadjar Hardjo Oetomo magang sebagai guru di SD Banteng Madiun. Tidak betah menjadi guru, bekerja di Leerling Reambate di SS (PJKA) Bondowoso, Panarukan dan Tapen. Tahun 1906 keluar dari PJKA dan bekerja menjadi Mantri Pasar Spoor Madiun di Mlilir dengan jabatan terakhir sebagai Ajudan Opsioner Pasar Mlilir, Dolopo, Uberan dan Pagotan (wilayah selatan Madiun). Pada tahun 1916 bekerja di pabrik gula Redjo Agung Madiun. Tahun 1917 masuk menjadi saudara SH dan dikecer langsung oleh Ki Ngabei Soerodiwirjo, pendiri Persaudaran Setia Hati. Pada tahun ini bekerja di stasiun kereta api Madiun hingga menjabat Hoof Komisaris. Tahun 1922 bergabung dengan Sarekat Islam dan mendirikan Setia Hati Pencak Sport Club di Desa Pilangbango, Madiun, yang kemudian berkembang sampai ke daerah Nganjuk, Kertosono, Jombang, Ngantang, Lamongan, Solo, dan Yogyakarta.
Tahun 1925, ditangkap oleh Pemerintah Belanda dan dipenjara di Cipinang, kemudian dipindahkan ke Padang, Sumatra Barat selama 15 tahun. SH PSC dibubarkan Belanda karena terdapat nama “pencak”. Setelah pulang dari masa tahanan mengaktifkan kembali SH PSC dan untuk menyesuaikan keadaan, kata “pencak” pada SH PSC menjadi “pemuda”. Kata “pemuda” semata-mata hanya untuk mengelabui Belanda agar tidak dibubarkan. Bertahan sampai tahun 1942 bersamaan dengan datangnya Jepang ke Indonesia.Tahun 1942, atas usul saudara SH PSC Soeratno Soerengpati tokoh pergerakan Indonesia Muda, nama SH Pemuda Sport Club diubah menjadi Setia Hati Terate. Pada waktu itu SH Terate bersifat perguruan tanpa organisasi.


Ki Hadjar Hardjo Oetomo
Tahun 1948, atas prakarsa Soetomo Mengkoedjojo, Darsono,dan lain-lain mengadakan konferensi di rumah Ki Hadjar Hardjo Oetomo di desa Pilangbango, Madiun. Hasil konferensi menetapkan Setia Hati Terate yang dulunya bersifat perguruan diubah menjadi organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate dengan diketuai oleh Oetomo Mangkoewidjojo dengan wakilnya Darsono. Kemudian secara berturut-turut:
•    Tahun 1950, Ketua Pusat oleh Mohammad Irsyad.
•    Tahun 1974, Ketua Pusat oleh RM Imam Koesoepangat.
•    Tahun 1977-1984, Ketua Dewan Pusat oleh RM Imam Koesoepangat dan Ketua Umum Pusat oleh Badini.
•    Tahun 1985, Ketua Dewan Pusat oleh RM Imam Koesoepangat dan Ketua Umum Pusat oleh Tarmadji Boedi Harsono.
•    Tahun 1988, Ketua Dewan Pusat RM Imam Koesoepangat meninggal dunia dan PSHT dipimpin oleh Ketua Umum Tarmadji Boedi Hardjono sampai sekarang.


RM Imam Koesoepangat Rm SOETOMO
Untuk menjadi saudara pada Persaudaraan Setia Hati “Terate” ini, sebelumnya seseorang itu terlebih dahulu harus mengikuti pencak silat dasar yang dimulai dari sabuk hitam, merah muda, hijau dan putih kecil. Pada tahap ini seseorang tersebut disebut sebagai siswa atau calon saudara.Selama dalam proses latihan pencak silat, seorang pelatih/warga (saudara SH) juga memberikan pelajaran dasar ke-SH-an secara umum kepada para siswa.Setelah menamatkan pencak silat dasar tersebut, seseorang yang dianggap sebagai warga atau saudara SH adalah apabila ia telah melakukan pengesahan yang dikecer oleh Dewan Pengesahan. Dewan pengesahan ini termasuk saudara SH yang “terbaik dari yang terbaik” yang dipilih melalui musyawarah saudara-saudara SH. Proses kecer tersebut berlangsung pada bulan Syura. Adapun sarat yang harus disediakan dalam pengeceran antara lain: Ayam jago, mori, pisang, sirih, dan lain sebagainya sarat-sarat yang telah ditentukan.
Dalam proses pengeceran ini, kandidat diberi pengisian dan gemblengan jasmani dan rohani dan ilmu ke-SH-an serta petuah-petuah, petunjuk-petunjuk secara mendalam dan luas. Saudara SH yang baru disahkan tersebut, dalam tingkatan ilmu disebut sebagai saudara tingkat I (erste trap). Pada Persaudaraan Setia Hati Terate juga dibagi dalam tiga jenis tingkatan saudara yaitu saudara SH Tingkat I (ester trap), Tingkat II (twede trap), tingkat III (derde trap).Pada Persaudaraan Setia Hati Terate diajarkan 36 jurus pencak silat yang merupakan warisan dari Ki Ngabei Soerodiwirjo di erste trap serta pelajaran ilmu ke-SH-an yang dapat diperoleh pada tingkatan twede trap dan derde trap. Jurus-jurus tersebut merupakan ramuan dari beberapa aliran pencak silat yang berada di nusantara, di antaranya dari Jawa Barat, Betawi (Jakarta), dan Minangkabau.Khadang SH Terate tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan di beberapa negara seperti Belanda, Perancis, Belgia, Jerman, Amerika Serikat, Australia, Malaysia, Singapura, Vietnam, Brunei Darussalam. Secara administratif mulai dirintis pencatatan jumlah saudara pada tahun 1986. Sehingga jumlah saudara mulai tahun 1986 - 1999 sebanyak 108.267.

Silabus Persaudaraan Setia Hati Terate Pusat Madiun

DAFTAR PENGURUS PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE
            PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE PUSAT MADIUN



Sekretariat :

Padepokan Persaudaraan Setia Hati Terate

Jl. Merak Nambangan Kidul, Kota Madiun

Telp. (0351) 451548, 451180



Ketua Umum     : H. TARMADJI BOEDI HARSONO, SE.

Ketua I         : Drs. R. MOERDJOKO

Ketua II     : Ir. RB. WIJONO

Ketua III     : Drs. H. M. SINGGIH

Ketua IV     : Drs. MOERHANDOKO

Ketua V     : Ir. SAKTI TAMAT

Sekretaris Umum

Sekretaris I     : SUDIRMAN, S.Sos.

Sekretaris      : DR. Aliyadi Ika. MM.


Bendahara

Bendahara I     : H. WINARSO HM.

Bendahara II     : DJUNAEDI SUPRAYITNO, S.Sos.




Pendiri dan fungsionaris PSHT

Ki Hadjar Hardjoe utomoe ganti pimpinan setelah kongres
1.    Soetomo Mangkoejoyo
2.    Badini
3.    RM.Imam Kusupangat
4.    H. Tardmaji Budi Harsono S.E

SETIA HATI dan HAKEKATNYA


Kata Setia Hati mengandung arti dan makna diri setia kepada hati sanubari sedangkan hati sanubari sendiri berkblat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Secara singkat yang dimaksud
Diri ialah keseluruhan utuh bulat daripada badan, jasad, atau wadag
(merupakan objek belaka) dengan segala alat kelengkapannya seperti panca indra, akal pikiran, kehendak keinginan, hawa nafsu dan lain sebagainya. Yang saling berkaitan, saling mengisi, serap menyerapi satu sama lain yang mewujudkan suatu sifat atau perbuatan secara utuh. Pada hakekatnya diri adalah yang digunakan, yang digerakkan yang berfungsi sebagai prasarana.
Hati sanubari ialah kalbu, sukma, rosing  roso, rasa hati, atau pribadi.
Setia mengandung arti tidak mau dipisahkan betapapun kondisinya, ikhlas berkorban demi kesetiannya menurut kehendak yang dilimpahi kesetiannya secara mutlak. Kesetian itu pada dasarnya berlandaskan cinta kasih yang mendalam. Hati sanubari merupakan sebuah subjek daripada manusianya (yang menggunakan, yang menggerakkan, yang mengku).
Akan merupakan kesalahan jika objek dianggap sebagai subjek. Hati sanubari berisikan rasa yang halus dan mendalam, yang menjadi sarana Tuhan Yang Maha Esa untuk menyatakan Diri dalam Sasmitanya (Wahyu/Pulung/dsb). Hati sanubari seolah ² olah sebagai duta besar berkuasa penuh untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan dari Tuhan.
Diri setia kepada hati sanubari yang berarti disini diri yang sudah bersatu
manunggal dengan hati sanubari yang berkiblat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Jika Diri sudah manunggal dengan Pribadi, dan Diri berbuat sesuai dengan Hati sanubari, maka manusia yang memiliki diri itu adalah pelaku bulat Illahi dan dapat disebut manusia utuh bulat, manusia paripurna. Inilah tujuan Persaudaraan Setia Hati Terate, yang membimbing para kadang menjadi insane Setia Hati sejati yang selalu hidup di jalan yang diridhoi Tuhan Yang Maha Esa. Sudahkah kadang ² kandangku Setia Hati merasa sudah menjadi manusoa insane SH Sejati?
2 . BAGAIMANA PERWUJUDAN PSHT (ILMU SETIA HATI)
Pencak silat PSHT dalam fungsinya untuk mempertahankan dan membela diri adalah salah salah satu sarana memperoleh keselamatan, keamanan dan ketentraman hidup lahir batin, antara Diri dan Pribadi. Keselamatan yang beraspek lahir diusahakan dengan melatih dan mengolah Diri dengan senam, jurus, kripen, dan lain sebagainya.
Sedangkan keselamatan yang beraspek batin dengan melatih dan mengolah Pribadi dengan pernafasan, ke-SH-an, ilmu rohani yang lain (kitab suci agama yang dianut), menjalankan perintah Tuhan Yang Maha Esa dan menjauhi semua larangan Tuhan Yang Maha Esa, patuh terhadap Orang Tua, Guru, patuh dan taat dengan semua aturan atau norma yang berlaku (adat istiadat, Undang ² Undang, Hukum), serta menjunjung tinggi serta mengamalkan Pancasila (bagi bangsa Indonesia).
Oleh karenanya tiada tepatlah mempelajari pencak silat PSHT tanpa
memperdalam Jiwa Pribadi Setia Hati) ataupun juga sebaliknya.
3. KEGUNAAN PSHT
 Bagi kadang ² kadang PSHT sendiri sebagai seorang individu.
Perjalanan hidup seseorang pada umumnya selalu terombang ambing oleh pasang surut gelombang kehidupan, entah itu sebagai ´cobaanµ atau sebagai ujian hidup. Gelombang itu bias diakui sebagai ´kawanµ ataupun diakui sebagai ´lawanµ hal tersebut tergantung pada kekuatan, keseimbangan, dan keselarasan ´diri pribadiµ menentukan sikap dalam menghadapi gelombang yang merupakan ´tantangan hidupµ itu. Karena semuanya prose situ tiada terlepas dan berada dalam TATA WISESA TUHAN sesuai dengan kodrat (Kuasa) dan iradat (Karsa) Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, barang siapa selalu dalam hukum Tuhan, menyelaraskan tiap kehendak dan perbuatan dengan kodrat dan iradat Illahi, maka mereka akan ´ aman tentram selamat sejahteraµ lahir batin.
Dalam hubungan ini Setia Hati membantu membimbing kadang ² kadang mencapai tujuan tersebut dengan mengusahakan latihan ² latihan untuk dapat menguasai kekuatan jasmaniah dan kekuatan rohaniah dengan latihan olah raga dan olah jiwa. Setia Hati berkeyakinan, bahwa gerak mobah molah insane itu bertujuan:
a. Mempertahankan diri pribadi.
b. Mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan (lahir - batin).
c. Kembali pada sumber²Nya (sesempurna ² sempurnanya).
Setiap insan Setia Hati diwajibkan memahami Pencak Silat Setia Hati dan menjiwai Kerohanian Setia Hati dengan melakukan latihan ² latihan secara teratur, terarah, dan tekun. Tiap latihan harus dikerjakan dengan teliti sampai selesai dengan hasil yang memuaskan, baik lahiriah dan juga batiniah. Semua itu dipersiapkan untuk mengahadapi semua tantangan hidup, dengan menghayati ajaran ² ajaran, diharapkan setiap insan ² insan Setia Hati akan berhasil mencapai suasana ´aman, tentram, senantiasa, selamat sejahteraµ lahir-batin didunia dan diakhirat, Amin.
a) Bagi kadang PSHT dalam ikatan organisasi
Insan PSHT yang merasa mempunyai ikatan tali Persaudaraan Setia Hati Terate dalam arti Diri Setia Kepada hati Sanubari, berjiwa pribadi PSHT merasa serta berpencak silat PSHT sudah selaknya merasa merasa satu rumpun.
PSHT harus dapat merasakan sebagai ´suh/simpaiµ yaitu suatu pengikat untuk menghimpun dan mengatur secara organisasi yang baik dan teratur, yang tidak boleh diabaikan begitu saja dalam pembangunan, khususnya dibidang mental spiritual.
Ikatan batin dengan jiwa pribadi SH dalam suatu organisasi yang baik
dan teratur sebagai wadah atau sarana, dimana para kadang dapat saling
silih asah, silih asuh, silih asih (masing ² masing saling mempercerdas,
mengsuh hingga timbul rasa cinta kasih dan kasih sayang satu sama lain).

b) Bagi kemanusiaan
PSHT bermaksud memberikan bimbingan kepada kadang ² kadang kearah ´diri setia kepada hati sanubari karena jka diri sungguh ² sunguh sudah setia kapada hati sanubari. Ini berarti bahwasannya ´diri dengan pribadiµ sudah menjadi satu manunggal, lingkup melingkupi dan serap menyerapi. Manusianya sungguh ² sunguh mewujudkan suatu totalitas, suatu kebutuhan bulat. Manusianya sungguh ² sumngguh dapat disebut
pelaku bulat daripada Tuhan Yang Maha Esa. Ajaran ² ajaran tersebut
pada dasarnya beraspek universaal untuk seluruh manusia, tidak hanya
semata ² mata kadang PSHT saja.
Hati sanubari atau ´pribadi tidak dapat disangkal lagi sebagai landasan untuk beriman dan memantapkan iman kepada Tuhan Yang Maha Esa didalam lubuk hati yang paling dalam yaitu hati sanubari. Hati sanubarilah
 yang dapat mewujudkan gerak mobah molah, perbuatan atau pakarti adil, jujur, benar, mtepa sarira dan mwmbawa seseorang ke ´rasa pangrasaµ yang halus dan mendalam. Rasa ini yang mengantarka kepada rasa kemanusiaan yanhg adil dan beradab serta berbudi luhur. Tiada budi pekerti luhur tanpa melandaskan diri pada Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam pada itu rasa Ketuhanan Yang Maha Esa itu tumbuh kembangnya di hati sanubari.
Oleh karenanya itu tidak berlebihan, jika yang disebut hati sanubari atau
pribadi itu dianggap berfungsi seolah ² olah´sebagai Duta Besar Berkuasa
Penuh untuk mencapai ke Tuhan Yang Maha Esa dan dari Tuhan yang
Maha Esa, disamping fungsinya sebagai sarana Tuhan Yang Maha Esa untuk menyatakan Diri dalam wahyu-Nya. Dengan diri setia kepada hati sanubari, maka diri sudah manunggal dengan pribadi yang saling lingkup melingkupi, serap menyerapi. Dengan begitu diri tidak menjadi tirai (pemisah) antara pribadi dengan Tuhan Yang Maha Esa Penciptanya. Dalam hubungan ini diri bahkan dapat menjadi tombol antara pribadi dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hal seperti tersebut diatas bisalah digunakan sebagai salah satu unsur landasan dalam tata kehidupan ber-Pancasila demi memantapkan suksesnya ´pembangunan Bangsa Indonesia.

PANDANGAN & PEDOMAN HIDUP PSHT
1.PANDANGAN HIDUP SEORANG PSHT
Dalam melaksakan tata kehudupan berlandaskan Pancasila PSHT
mempunyai pandangan sebagai berikut:
a. Gerak  mobah - molah manusia bertujuan untuk menghindari / meniadakan segala rintangan dalam rangka mempertahankan diri.
b. Gerak  mobah - molah manusia bertujuan untuk (mengarahkan pada usaha) memperoleh kesejahteraan dan kebahagiaan lahir ² batin.
Namun kedua aspek tersebut berjalan menurut Tata Wisesa atau Hukam Tuhan sesuai dengan kodrat (kuasa) dan Iradat (Karsa) Nya. Dalam semua itu gerak  mobah  molah pada hakekatnya akan berakhir kembali kepada SUMBER (Tuntunan II) yang menggerakkan. Untuk mencapai tujuan tersebut PSHT membimbing kadhang ² kadhang (warganya) agar melakukan secara teratur dan terarah :
 Olah Raganya khususnya mengenai Pencak Silat PSHT
 Olah Jiwa dengan menghayati dan mengamalkan ajaran  ajaran PSHT
Setia Hati menyadari bahwasannya yang disebut ´manusia itu melingkupi ´raga· denga ´jiwa, ´diri dengan ´pribadi atau ´raga dengan ´roh. Namun demikian kedua unsur tersebut pada hakekatnya merupakan suatu ujut yang utuh bulat, suatu totalitas yang utuh, suatu totalitas yang hidup. Totalitas tersebut tidak boleh dipisahkan satu sama yang lainnya. Sebab apabila unsur yang satu terpisah dari yang lain, jadi ´diri dipisahkan dari ´pribadi, ´raga dipisahkan dari ´jiwa maka hilanglah sifat atau eksistensi ´manusia yang sesungguhnya. Jika disini nanti diadakan penguraian secara terpisahkan atau terperinci adalah ada, dimaksud untuk mengetengahkan perbandingan antara yang satu dengan yang lainnya agar jangan sampai ´worsuhµ atau salah terka. Misalnya yang sesungguhnya diri dianggap sebagai pribadi, sedangkan yang sebetulnya pribadi dianggap dan diperlukan sebagai diri. Dengan kata lain ´ragaµ bukanlah ´jiwa, sebaliknya ´jiwa bukanlah ´raga
Untuk membimbing kadang  kadang kearah penghayatan ´Diri Setia Kepada Hati Sanubari, maka Setia Hati mengajarkan supaya kita selalu mengenal diri pribadi kita sendiri terlebih dahulu dengan selalu mawas diri atau ´mulat sarira. Setia Hati berkeyakianan, bahwasannya ´barang siapa mengenal diri pribadinya, dia akan mengenal Tuhannya. Juga dengan mawas diri kita akan menjadi sadar, bahwa gerak  mobah  molah kita, atau untuk mempertahankan diri ataukah untuk memperoleh kesejahteraan lahir batin itu tidak akan lepas dari Hati Sanubari yang selalu berkiblat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ini berarti, semua perbuatan kita, semua tingkah laku kita, yang baik nampak maupun tidak nampak, selalu diawasi oleh Hati Sanubari. Karena semua perbuatan kita perlu dilandaskan pada Hati Sanubari. Denga demikian gerak  mobah  molah kita yang berujud perbuatan akan dijiwai rasa peri kemanusiaan dan berbudi luhur.
Sebagai atau landasan berpijak Setia Hati mengajarkan, agar kita selalu berdiri atau pada ´ASµ, karena AS atau poros menentukan keseimbangan dan dalam putaran hidup dan kehidupan. Adapaun ´ASµ dari manusia ialah sesungguhnya Hati Sanubari atau Pribadi manusia itu sendiri. Yang disebut ´ASµ biasanya berfungsi pula sebagai penyalur dan pengatur tenaga dan kekuatan dalam ruang lingkup sekitar tempat kedudukan ´ASµ itu sendiri.
2. PEDOMAN HIDUP PSHT SAPTA WASITA TAMA
Pedoman hidup seorang SH-wan ialah Sapta Wasita Tama, yang artinya
1.sapta (tujuh),
2.wasita (ajaran/pedoman),
3.tama (utama/luhur)
 dengandemikian Sapta Wasita Tama berarti tujuh pedoman yang luhur menjadi sendi  sendi kehidupan rohani SH, melaksanakan tata kehidupan berdasarkan Pancasila.
SAPTA WASITA TAMA
1) Tuhan menciptakan alam seisinya hanya dengan sabda sebelum disabda
(dumadi) alam seisinya itu ada pada yang Menyabda.
2) Setelah alam semesta seisinya ada (Disabda) Tuhan menyertai sabdaNya.
3) Barang siapa meninggalkan AS-nya tergelincirlah ia oleh lingkungan
sekelilingnya (omgeving).
4) Barang siapa meninggalkan keseimbangan, tergelncirlah ia.
5) Barang siapa melupakan/meninggalkan permulaan, tak akan dapatlah ia
megakhirinya.
6) Barang siapa mengaku hasil karyanya menjadi milik sendiri
terbelengulah ia lahir bathin.
7) Barang siapa selalu melati merasakan ´rasaning rasa, Insya Allah lambata laun ia akan kerasa ing rosing roso.


Rosoning roso ialah sumber dari rasa, keroso ing rosing roso ialah terasa atau merasakan inti pusat dari rasa. Inti pusat ini sering disebut rasa sejati, sejatining rasa, Kalbu, Hati Sanubari, Pribadi. Apabila oarang tersebut telah ´kerasa ing rosing rasa,µ maka ia akan meraskan tanpa sarira, denga kata lain ia akan merasakan atau terasa yang tiada jasati, yang rokhani, yang ghoib.
Yang pada hakekatnya Sapta Wasita Tama memberi bimbingan kearah kesadaran rohani yang mendalam, berhubungan antara sikap diri dan pribadi sebagai individu atau orang seorang terhadap diri pribadi sebagai totalitas yang utuh dan bulat. Proses ini sesungguhnya hanya merupakan satu tahap mengenal diri pribadi. Kesadaran yang rohani dan mendalam inilah akan membawa orang pada ´rasa pengrasaµ hidup dengan Tuhan dalam Tuhan. Kesadaran inilah sesungguhnya hasil daripada ´mawas diriµ yang dihayti dengan teratur, teliti dan tekun.
UNGKAPAN SECARA SINGKAT
1. Tuhan menciptakan alam seisinya hanya dengan sabda sebelum disabda (dumadi) alam seisinya itu ada pada yang Menyabda.
2. Setelah alam semesta seisinya ada (Disabda) Tuhan menyertai sabdaNya.
Pada dalil pertama dan kedua memberi ungkapan, bahwa semua kejadian dan semua yang terjadi didalam semesta ini tidak berdiri sendiri, tetapi ada yang menjadikan itu tidak terpisah dari ´yang dijadikannyaµ atau ´yang terjadiµ, bahkan selalu menyertainya. Marilah kita mengambil contoh titik tolak pribadi kita sendiri. Kita mengikuti dan mengamati proses yang sedang berlaku pada diri kita saat ini dengan tekun, teliti dan penuh perhatian yang memang tidak mudah, tetapi juga sebaiknya dilakukan agar ´ketemu.µ Dalam pada itu kita sesungguhnya sudah melangkah didalam suasana ´mawas diri atau mulat sariraµ
Dengan melakukan mawas diri seperti tersebut diatas kita akan sampai pada kesadaran yang mendalam tentang keadaan diri pribadi didalam waktu sekarang ini. Kita akan terasa dan merasakan sadar, bahwasannya............ aku ini ada dan ´aku ini hidup.........  
Kemudian kita kan menjadi sadar pula, bahwa adaku dan hidupku tidak bisa terlepas daripada waktu ´sekarang iniµ dan tempat ´disini. Yang dimaksud terasa atau merasakan sampai sadar itu bisa terwujud jika penghayatan kita dilandasi dengan pengrasa yang halus mendalam pada hakekatnya yang disebut ´rasa pengrasaµ yang halus mendalam itu adalah Rasa Ketuhanan, inilah yang akan membawa seseorang kedalam sesuatu yang mutlak, sesuatu yang tidak dapat diragukan lagi, karena yang Khak dan yang Mutlak itu hanya Tuhan Yang Maha Esa.
Apabila seseorang sudah terasa atau merasakan dan sadar, bahwa ´aku ada.µ Kemudian rasa pengrasa yang halus mendalam itu akan mengarah kepada kiblat ´Yang Dumadiµ untuk menjawabnya. Selanjutnya orang akan terasa atau merasakan dan sadar akan ´adaµ dan ´hidupnyaµ pada waktu ´sekarang ini.
Semasa hidupnya orang tidak mungkin terlepas atau melepaskan diri dari AS dari pada lingkungan waktu yang membatasi saat yang disebut ´tadiµ dan ´nantiµ atau ´kemarinµ dan ´esok.
Rasa dan sadar akan ´aku ini adaµ membawa orang kepada pertanyaan ´sebelum ini aku ada, sekarang aku dimana? Dan nantinya kemanakah aku?.µ Untuk mempertanyakan ini dalil Sapta Wasita Tama membantu memberikan jawabannya dengan tepat.
´Aku adalah salah satu unsur daripada alam semesta Cipta Tuhan Yang maha Esa oleh karenanya sebelum aku iniada ataudumadi, aku ada pada Tuhan Yang Maha Esa. Begitupun halnya keadaan hi dup aku.
Pertanyaan - pertanyaan tersebut diantaranya diatas bukanlah hanya dijawab dengan menggunakan logika atau akal pikiaran kita saja, tetapi dalam hubungan ini harus lebih dilandaskan pada rasa pengrasa yang mendalam ialah ´Rasa Ketuhananµ yang ada pada setiap individu. Sesungguhnya segala sesuatu yang terurai tadi adalah salah satu bentuk
mawas diri, maka diperlukan penggunaan rasa halus mendalam.
Diibaratkan orang bercermin untuk memahami wadaknya sendiri. Dia tidak akan dapat melihat wajahnya dengan jelas dan terang, kalau cerminnya tidak berlapis rasa disisi belakangnya. Makian halus rasanya, makin jelas makin ternagnlah wujud dalam cermin itu.
Tanpa rasa yang halus dan mendalam orang tidak akan berhasil mengenal diri pribadinya secara tepat dan jelas. Dengan melalui kesadaran sampai pada keyakinan bahwaaku ada itu karena ada Yang Mengadakan. Dan aku hidup itu karena ada Yang Menghidupi, orang lambat laun akan terasa atau merasakan adanyaYang Mengadakan dan Yang Menghidupi.
Kemudian dia akan sampai pula kesadaran, bahwaadaku itu dibatasi oleh tempat ruang ´disiniµ dan waktu ´sekarang.µ Berbeda dengan Yang Mengadakan dan Yang Menghidupi, yang tidak jasmani.
Dia tiada batas waktu dan tiada batas ruang ialah melingkupi tempat dan waktu diaman saja, kapan saja, tiada awal tiada akhir, tetapi juga yang paling awal dan paling akhir. Dia kekal dan abadi
Dengan rasa yang halus dan mendalam orang sadar bahwa Tuhan Yang Maha Esa selalu menyertai kita dimana saja, dimana saja, kapan saja dan dalam keadaan bagaimanapun juga Tuhan Yang Maha Esa selalu menyatu dan mensertai kita. Tiada sinar matahari tanpa diikuti mataharinya, tiada daun ² daunan bergerak ² gerak tanpa disertai yang menggerakkan ialah angin. Hanya sayang biasanya yang kita perhatikan itu selalu daunnya yang bergerak ² gerak, tidak sampai pada ´Yang Menggerakkan.µ
Padahal yang menggerakkan itu tidak terpisah dari yang digerakkan. Namun dalam segala hal kita selalu meninggalkan atau melupakan ´Yang Menggerakan.µ Karenanya dalam keadaan bagaimanapun diwaktu suka, diwaktu duka, diwaktu memperoleh sukses, diwaktu mendapat kegagalan, diwaktu mendapat ujian atau cobaan, janganlah meninggalkan tau melupakanTuhan carilah Tuhan Yang Maha Esa dengan dan dalamhati sanubari.
3. Barang siapa meninggalkan ´AS tergelincirlah ia oleh lingkungan sekelilingnya.
4. Barang siapa meninggalkan keseimbangannya, tergelincirlah ia
Perlu disadari, bahwasannya daya, tanaga dan kekuatan manusia itu bisa beraspek´jasadi (stifellijk) dan bisa pula beraspek´rohani. Yang pertama biasanya disebut kekuatan´lahir, yang lain dikatakan kekuatan
´batin, kadang -kadang disebut kekuatan gaib/tersembunyi. Sesunguhnya
yang disebut kekuatan lahir itu tiada lain daripada perwujudan kekuatan batin atau kekuatan dalam. Pada hakekatnya kekuatan hidup. Tenaga daya atau kekuatan dimaksud bisa dilatih, dibina dan dikembangkan lewat latihan  latihan olahji wa atau olah raga.
AS merupakan bagian dan unsur vital bagi kesatuan atau totalitas dan dalam lingkungannya, AS berfungsi pengatur dan penyalur, disamping perannya sebagai penghimpun dan penyimpan daya, tenaga dan kekuatan. AS manusia yaitu berupa hati sanubari mempunyai peran pula sebagai distributor dan akumulator daripada tenaga dan kekuatan manusia itu sendiri.
AS adalah tempat kedudukan, dimana suatu proses berpusat dan memusat. Apabila proses itu gerak mobah molah manusia, maka A-nya adalah jantung dari manusia itu sendiri. Jantung manusia adalah sumber daripada daya hayati hidup atau sumber daripada ´rahsaµ manusia itu sendiri. Diawali dengan gerak denyut atau gerak getar jantung mulai berfungsilah seluruh alat sarana manusia sesuai dengan tugas masing - masing. Jika berarti berdenyut / bergetar, berhentilah seluruh hidup dan, kehidupan manusia. Manusianya dinyatakan mati meninggalkan dunia.
Didalam jantung di pusatnya bersemayamlah yang disebut hati sanubari, pribadi atau rasajati. Hati sanubari tiada gerak, namun menumbuhkan seluruh gerakan ´diri, diawali di jantung, berupa gerak denyut atau gerak getar. Gerakan itu kemudian menebar keseluruh anggota tubuh secara menyeluruh sebagai getaran atau hidup. Dalam hubungan ini hati sanubari berfungsi sebagai sarana Tuhan Yang Maha Esa untuk memancarkan Sinar sifat hayati-Nya. Namun hati sanubari berperan pula sebagai tirai antara insan dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Jika gerakan itu mengembang, maka lingkungannya mengembang pula. Makin besar tenaga atau kekuatan atau daya gerak AS, makin besar pula lingkungannya atau bisa disebut omgevi n g.
Dalam pada itu setiap unsur dari pada kekuatan atau totalitas roda, jika terlepas meninggalkan AS-nya, akan tergilas oleh lingkungan sekelilingnya. Dimisalkan senuah ruji ² ruji roda, jika ruji ² ruji meninggalkan AS, maka ruji ² ruji akan tergilas oleh ruji ² ruji lainnya. Ini berarti pula, bahwa barang siapa meninggalkan hati sanubari dia akan tergilas oleh lingkunagn (omgeving). Dia akan tergilas oleh ´putaran roda kehidupanµ sekelilingnya.
AS berfungsi pula, sebagai yang mengatur dan menentukan keseimbangan atau keserasian, jika kita berada AS, kita tak akan terombang ambing oleh gelombang lingkungan sekeliling kita. AS daripada manusia mengatur dan menentukan juga keseimbangan antara ´diriµ dengan ´pribadiµ manusia itu sendiri. Kemauan kita, bahwa nafsu kita, banyak kali lebih besar daripada kemauan diri kita. Jika kita tidak berpegang pada AS atau hati sanubari, kita akan tergelincir dan terjatuh.

Makin jauh kita meninggalkan AS, makin terlepas kita dari keseimbangan, makin berat pula terjatuh kita. Oleh karenanya bertindaklah sesuai dengan suara hati sanubari, jikalau ingin aman, tenram, dan sentausa, karena hati sanubarilah AS daripada seluruh hidup dan kehidupan manusia. Jika orang mengusahakan adanya keseimbangan  
antara akal pikiran yang menginginkan segala sesuatu yang baik, yang terbaik bagi dirinya dan hati sanubarinya yang menghendaki segala sesuatu yang adil, yang jujur, yang benar, maka insya allah ia memperoleh ketenangan, ketentraman dan kesentausaan hidup lahir dan batin untuk menghadapi seribu satu tantangan. Dia tiadak munkin tergelincir oleh lingkungan, apapun situasi dan kondisinya.
5. Barang siapa melupakan / meninggalkan permulaan, ia tak akan dapat mengakhirinya.
Setiap masalah, setiap kejadian, setiap proses tentu mempunyai awal permulaannya dan titik akhir habisnya proses atau masala. Awal mulanya itu sebagai titik tolak mulai proses, sedang titik akhir itu menujukan selesai habisnya proses. Titik tolak itu merupakan landasan ´ sebab ´ untuk menentukan ´ akibat ´ yang mengarah kesatu tujuan atau sasaran. Tetapi bagaimanapun bentuk atau wujud prosesnya akan berlaku hukum titik tolak awal sama dengan titik habis akhir. Atau awal sama dengan akhir atau
sangkan paran.
Diibaratkan siklus air, air laut karena terik matahari air laut menguap menjadi uap air. Uap air itu terkumpul kemudian terbawa oleh angin ke daerah yang mempunyai tekanan udara yang rendah, setelah itu jatuh menjadi titik ² titik hujan. Titik ² titik air selanjutnya mengumpul menyatu mengalir lewat sungai ² sungai dan akhirnya kembali lagi ke laut. Yang akhirnya dapat disimpulkan titik awal laut, titik akhir laut pula. Demikian pula yang terjadi pada proses alam seisinya. Karena alam seisinya berasal Tuhan Yang Maha Esa, maka kembali ke Tuhan Yang Maha Esa.
Jika orang melupakan / meninggalkan permulaan dalam arti ia tidak tahu lagi awal mulanya, ia tidak akan sampai pada akhir tujuannya. Diumpamakan orang pergi dari rumah kekantor untuk setelah tugasnya dikantor selesai, semestinya ia kembali kerumah tempat tinggal semula. Awal mula rumah tempat tinggal, sedang akhir tujuan adalah kembali kerumah tempat tinggal semula.
6. Barang siapa mengaku hasil karya menjadi miliknya ia akan terbelenggu lahir batin
Biasanya orang hidup itu berusaha atau berkarya untuk memenuhi kebutuhan dan tututan dan kehidupan. Karena itu berusaha atau berkaraya.ia akan memperoleh hasil. Adapun hasil itu sendiri bisa memuaskan tetapi bisa mengecewakan baginya. Jika hasil karyanya itu sesua dengan harapan ia akan merasa puas dan senang, itu juga sebaliknya jika hasil itu tidak sesuai yang diharapkan, ia akan kecewa. Biasanya hasil karya yang memuaskan akan diakuai menjadi miliknya, sedang yang mengecewakan segan untuk diakuinya, bahkan biasanya biasanya dilemparkan kepada orang lain.
Yang menguntungkan dianggap adil, wajar, sedang yang tidak menguntungkan dianggap tidak adil, dan tidak wajar. Umumnya hasil yang dianggap baik itu lalu diletakkan pada dirinya, seolah ² olah menjadi bagian mutlak daripada tubuhnya. Sekali ² kalipun tidak boleh lepas dari dirinya. Jika hasil yang telah melekat itu menjadi berkurang atau atau menjadi tiada dia akan berteriak seakan kehilangan tubuhnya.
Jika hal ² hal tersebut kita kurang bisa menyikapi dengan baik. Kita bisa tersesat jalan dan melakukan tindakan ² tindakan yang kurang bisa dipertanggungjawabkan, baik untuk dirinya sendiri, maupun untuk masyarakat atau untuk Tuhan Yang Maha Esa sekalipun.
Pada hal semua kejadian atau semua proses yang terjadi pada diri kita, baik yang secara langsung maupun yang tidak langsung itu tidak terlepas dan selalu sesuai dengan hukum Tuhanserasi dengan Kodrad dan Iradadnya. Manusia itu diibaratkan sebuah pensil. Pensil semata ² mata hanya pelaku bulat daripada yang menuliskan, karena pensil tidak mungkin menulis sendiri. Adapun tulisan yang dibuat pensil itu bukan semata ² mata pemilik pensil, tetapi milik penulisnya. Sungguh tidak pada tempatnya jikalau pensil mengaku tulisan itu sebagai miliknya. Penulis mempunyai maksud tersendiri akan semua yang dituliskan. Jika pensil ingin tahu dan tujuan tulisan itu, dia harus menanyakan kepada penulis, jangan hanya menyimpulkan dari tulisan itu sendiri. Pensil harus sadar, bahwasannya dia tidak lebih dan tidak kurang hanya pelaku bulat daripadapenuli s.
Demikian halnya dengan keadaan menusia sebagai Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Dialah hanya pelaku bulat daripada yang Mengadakan dan Yang Misesa. Hasil karya yang kita peroleh dari jerih payah kita, tidak seharusnya kita aku, kita akui sebagai milik kita secara mutlak. Pengakuan inilah yang membangkitkan rasa iri, dengki purba sangka, putus asa, dan lain sebagainya.
Kita seharusnya menyadari, bahwasannya semua hasil karya kita atau hasil itu memuaskan atau tidak, semuanya tidak terlepas dari Hukum Tuhan Yang Maha Esa. Semua hasil karya kita peroleh dalam hubungan dengan nasib kita sesungguhnya akan membawa kita kesatu tujuan yang telah ditentukan oleh yang mengaruniai nasib kita. Kalau kita ingin tahu, mengapa nasib kita baik atau mengapa nasib kita buruk, kita harus ber- paling pada yang Mengaruniai nasib kita dan menanyakan dengan melandaskan pada hati sanubari. Menanyakan harus dilakukan secara khusuk dengan seluruh diri pribadinya. Insyaallah Tuhan Yang Maha Esa akan melimpahkan taufik dan hidayahnya.
7. Barang siapa selalu melatih merasakan ´rasaning rasa (merasakan  sumbernya), insyaaallah ia akan ´kerasa ing rosing roso. (terasakan Inti pokok rasa)
Yang dimaksud dengan ´rasa disini bukanlah rasa manis, pahit, bukan rasa panas, dingin, hangat, segar , bukan pula rasa senang, sedih, dongkol, dan lain sebagainya, tetapi rasa dari kata rahsa yaitudarah dan rasa. Rahsa inilah yang menyerapi dan seluruh tubuh secara merata dan mendalam. Rahsa ini pada azasanya ´rasa kasunan rasa yang dapat merasakan dan terasa adanya Tuhan Yang Maha Esa, karena rahsa ini sesungguhnya PANCARAN daripada SINAR SIFAT HAYATI TUHAN. Oleh karenanya untuk merasakan ´rasa tersebut harus dilakukan penghayatan dengan menggunakan ´rasa ing rasa yang mendalam.
Adapun yang mengartikan dengan rosing roso ialah inti pusat daripada yang bersemayam dipusatjantung tiap insan. Rosing roso inilah yang biasanya disebut : rasa sejati, sejatining rasa, hati sanubari, hati nurani,
pribadi dan sebagainya. Namun demikian, pada hakekatnya rasa itu
hanya satu dan tunggal. Tiap individu dengan mulai latihan yang teratur dan berturut turut serta tekun dapat mencapai keadaan ´merasakanµ atau ´terasa.µ Rosing roso inilah hati sanubari.
Tetapi untuk menerangkan dengan kata  kata eksistensi dari rosi ng Roso atau hati sanubari itu tidak mungkin, karena itu adalah pengalaman pribadi, yang gaib. Bagamana menjelaskan rasa manis rasa asin secara tepat, kalau tidak / belum mengalami merasakan sendiri melalui penghayatan yang setepat  tepatnya dan teliti. Dengan pengalaman karena penghaytan sendiri secara komlit akan tertancap suatu kesan atau impresi yang tak mudah dilupakan. Namun penghayatan harus dilakukan dengan seluruh diri pribadi secara utuh bulat, bukan hanya menggunakan sebagian dari anggota tubuh, misalnya : hanya dengan mata dan telinga. Apabila penghayatan itu dilakukan secara teratur dan berkeseimbangan dengan latihan ² latihan.
Rahsa pada hakekatnya mewujudkan daya hayati hidup sebagai pancaran dari pada sinar sifat hayati Tuhan Yang Maha Esa, yang mengandung daya tenaga dan kekuatan / energi. Daya hayati hidup itu masuk melalui paru  paru. Dari paru  paru rahsa itu dalam darah bersih diambil oleh jantung, untuk dikirim menyerapi seluruh anggota tubuh sampai pada bagian tubuh yang sekecil ² kecilnya secara adil dan merata menurut perbandingan dan fungsinya. Dalam hubungan ini seluruh anggota tubuh oleh karenanya mampu dan bisa bergerak atau digerakkan. Manusia lalu dikatakan hidup.
Dalam pada itu yang disebut jantung diamana pada pusatnya bermahligai hati sanubari atau pribadi lingkungan hidup berfungsi dan berkedudukan sebagai akumulator / penghimpun dan distributor / penyalur rahsa, yaitu darah dan rasa seluruh tubuh dan bagian anggota tubuh. Sebaliknya seluruh anggota tubuh dan bagian ² bagiannya dapat merasakan pusat jantung yang sedang membagi bagikan darah terus menerus tiada henti ² hentinya secara´ambyu mili.µProses ini dapat kita rasakan, kita amati apabila kita memusatkan pernafasan kita di pusat jantung. Ini berarti bahwasanya pernafasan itu tidak diperhentikan di paru ² paru saja, tetapi diteruskan kearah pusat jantung dan´pelepasan nafas dimulai dari pusat jantung. Jadi pemasukan nafas berada di pusat jantungdan ´pelepasan nafasµ dimulai daripusat jantung.
Dengan penghayatan seperti tersebut diatas yang dilakukan secara berturut turut dan teratur, lambat laun kita akan dapat merasakan dan sadar tentang status.
KESIMPULAN
Tanpa mengurangi hak azasi masing - masing kadang menganut semua agama atau kepercayaan dan keyakinannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa, SAPTA WASITA TAMA diajarkan sebagai bimbingan mental
Spiritual melandasi pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate.   
 Disamping itu diharapkan dapat memberikan bimbingan gerak´mengenal diri prinadi melauimawas diri menurut ajaran Persaudaraan Setia Hati terate, yakni´mentaati dirinya yang sedang berproses pada saat sekarang.
c.   Bimbingan dimaksud diharapkan pula dapat menumbuhkan kesadaran tentang seseorang sebagai ´subyek didalam dan terhadap lingkungan sekililingnya disamping kesadaran sebagai ´obyek  atau ´pelaku bulat didalam dan terhadap Kodrat dan Iradat Illahi.
d. Sebagai pedoman hidup dimaksud dapat dipergunakan sebagai pegangan atau tuntunan untuk mencapai AS daripada hidup, dan kehidupan, ialah Hati Sanubarinya sendiri, menuju kerasa aman, sentausa, tentram, lahir batin, karenanya mempunyai kesadaran serta keyakinan yang mendalam, bahwasannya Tuhan Yang Maha Esa selalu menyertai ciptaan-NYA dimana saja dan dalam bagaimanapun juga.

e.   Memberi keyakinan, bahwa hanya dengan sarana Hati Sanubari kita secara utuh dan bulat dapat merasakan dan terasa adanya Tuhan Yang Maha Esa,´kerasa kang tanpa sarira oleh karenanya bagi saudara Persaudaraan Setia Hati Terate, agar selalu melatih agar´diri setia pada Hati Sanubari.

TUNTUNAN II

Landasan dan tujuan tata kehidupan
Persaudaran Setia Hati Terate

1. LANDASAN
Seperti yang pernah diketengahkan, Setia Hati melandaskan pandangan hidupnya atas´diri setia kepada hati sanubariµ dengan pengertian, bahwa apa yang disebut hati sanubari atau pribadi itu selalu berkiblat menghadap pada sumber, sesuatu yang diyakini sebagai awal tolak dan akhir tujuan semua hidup dan kehidupan. Hati sanubari adalah sarana Tuhan untuk menyatakan diri-Nya dalam Wahyu-Nya. Karena Hati Sanubari dapat dianggap sebagai Duta Besar Yang berkuasa Penuh ke Tuhan dan dari Tuhan Ynag Maha Esa. Sesungguhnya Warana atau Tirai Tuhan dalam hubungannya dengan insan pun Hati Sanubari (maka sering dikatakan ´cedak tanpo senggolanµ atau ´dekat, namun tak singgung menyinggungµ).
Pada hakekatnya manusia hidup itu ber-diri dan ber-pribadi. Diri dengan pribadi mewujudkan satu totalitas, satu keutuhan bulat manusia hidup dalam wujud ´diri-pribadiµ itu bukan jumlah daripada bagian semata ² mata, namun lebih daripada itu.
Adapaun yang disebut ´diri itu sendiri merupakan suatu totalitas juga. Suatu keutuhan bulat yang meliputi badan, wadak, jasad atau tubuh dengan anggota ² anggota tubuh beserta panca indera, akal pikiran, kehendak keinginan, hawa nafsu dan lain sebagainya, yang berperan sebagai alat sarana. Walaupun demikian, satu sama lain kait mengkait, isi mengisi, bantu membantu secara gotong royong yang sangat sempurna menurut fungsi masing ² masing dalam satu koordinasi yang teratur baik untuk mewujudkan suatau keutuhan gerak ² mobah ² molah dibawah suatu komando. Proses ini kesempurnaannya tiada, karena semua unsur berfungsi dalam ´tata wisesa Tuhan.µ
Untuk memudahkan memahami pengertian ´diri dalam hubungannya dengan ´pribadi ialah kalau kita memahami fungsi masing ² masing. Ciri khas fungsi tersebutlah yang menentukan peran khas masing ² masing sebagai totalitas dan daam totalitas. ´diriµ mempunyai fungsi beraspek jasati (stoffelijk), jadi pada umumnya orientasinya bersifat ´lahir. Gerak ² mobah ²
molah diri mengarah berkiblat kepada omgeving. Biasanya gerak ² mobah ² molah itu berwujud tingkah laku, langkah usaha, makanya dalam rangka mempertahankan diri dan mengusahakan kesejahteraan demi kelangsungan hidupya. ´diri adalah sesungguhnya ´aku atau ´ego daripada manusianya. Dalam pada itu ya ng disebut ´hati sanubari atau ´pribadi fungsinya beraspek rohani, bertempat kedudukan di pusat jantung dengan orientasi dan arah kiblat kepada Sumber, Tuhan Yang Maha Esa. Hati sanubari adalah sesungguhnya ´ingsun dari pada mausianya.
Yang perlu juga kita sadari ialah ´diri maupun ´pribadiµ alat peraganya hanya satu yaitu tubuh. Padahal badan tidak mungkin digunakan bersamaan sekaligus dalam waktu dan tempat yang sama oleh ´diriµ atau ´pribadiµ masing ² masing sendiri. Akibatnya salah satu harus mengalah atau kalah. Kalau ´diri menang karena ´pribadi diam mengalah (untuk sementara), maka tubuh mewujudkan sifata ² sifat dari´aku. Sebaliknya jika ´diri dapat dapat disudutkan dan dikuasai oleh ´pribadiµ dalam arti diluluhkan dalam hati sanubari, maka gerak ² mobah ² molah manusianya akan berorientasi sifat ² sifat´Ingsunµ, yang berwujud keadilan, kebenaran, kejujuran, tepa seliro, serta budi luhur.
´Pribadi pada dasarnya berorientasi pada pengrasa halus dan
mendalam, rasa kasukman, oleh karena rasa ini sering dinyatakan sebagai
rasa jati atau sejatining rasa. Rasa ini sulit, bahkan sesungguhnya tidak mungkin diterapkan dengan kata ² kata atau dilukiskan dengan sesuatu gambaran. Namun rasa ini akan dapat didicapai dengan melalui penghayatan ² penghayatan dalam bentuk latihan ² latihan yang tekun, teliti, dan teratur, tiada bosan (dipersilahkan menghayati dalil ketujuh SAPTA ² WASITA ² TAMA).
Sifat ² sifat hati sanubari dapat diibaratkan sebagai sifat air. Air selalu berusaha bali kepada sumbernya yaitu lautan. Awal mula asal dari air adalah lautan. Anda mungkin telah mendengar asal mulanya. Terik matahari menyebabkan air dilautan menguap. Uap air kemudian terkumpul kemudian terbawa angin ketempat dimana tekanan udaranya rendah, dan kedian jatuh menetes di peguinungan atau di ngarai sebagai air hujan. Tetes air hujan elanjutnya berkumpul menjadi kali dan berusaha mengalir ke laut, kembali pada sumber asalnya. Walaupun air berusaha dibendung, air akan berusaha menembus bendungan, air berusaha meresap dan berkumpul dalam sumbernya ialah lautan.  
Begitu pula halnya dengan ´pribadiµ, betapapun dicegahnya atau dirintanginya dengan segala daya upaya, ´pribadiµ tetap akan kembali pada Sumbernya ialah Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta alam seisinya.




2. TUJUAN
Dengan landasan ´diri setia kepada hati sanubari kita menuju akan tercapainya sehat secara jasmani, sehat secara material yang merupakan kesehatan secara lahir, dan sehat secara mental spiritual yang menyangkut kesejahteraan batin. Ketiga unsur pokok tujuan tersebut diatas harus merupakan totalitas, satu keutuhan bulat, dimana unsur ² unsur itu harus kait mengakiat, seimbang dan serasi, unsur yang lain. Keseimbangan serta keserasian ketiga unsur dalam satu totalitasa yang akan mewujudkan yang disebut kesejahteraan lahir batin.
Keseimbangan lahir dan batin itu akan terjangkau, apabila kita selalu menempatkan diri pribadi kita pada AS dan dalam AS, yang sesungguhnya ini berarti berdiri diatas ´Iman dan Taukhid.µ
Kata sehat ini tidak berarti berlebih ² lebihan, namun tidak merasa kekurangan, tetapi memberi kemampuan dan memungkinkan melakuakan kegiatan ² kegiatan yang wajar sesuai dengan vitaliatas, stamina dan kapasiatas.
 Manusia sebagai makluk individu dan makluk sosial
Sebagai makluk individu seharusnya kita sadar bahwa ibaratnya kita sebuah pensil, yang hanya bisa bergerak memberi geresan pada kertas yang putih jika ada yang menggerakkan, jika tidak ada yang menggerakkan pensil itu hanya tergeletak begitu saja. Tiada sebuah pensil yang dapat memberi goresan pada sebuah kertas dengan sendirinya. Sedangkan goresan yang ditimbulkan oleh pensil bukanlah semata mata milik pensil tetapi milik yang menggerakkan pensil tersebut. Pensil hanya berbuat demi. Meskihasil tulisan indah atau jelek sekalipun, pensil tidak perlu bangga ataupula kecewa, karena goresan tersebut bukalah milik pensil.
Perumpamaan tersebut mempunyai makna, bahwa manusia sebagai individu itu sesungguhnya tidak bisa hidup dengan sendirinya, tanpa adanya yang menghidupi atau menghidupkan. Oleh karena hal itu kita tidak perlu sombong, kalau nasib kita beruntung begitupula sebaliknya kita tidak perlu berputus asa apabila nasib kita sedang tidak beruntung. Ingat´Barang siapa mengaku hasil karya menjadi miliknya, ia akan terbelenggu olehnya lahir dan batin. Oleh karenanya kita perlu mengenal diri pribadi kita sendiri,
supaya kita dapatdan mampu menentukan sikap kita yang wajar terhadap diri sendiri, terhadap lingkungan (omgeving). Untuk mengenal diri pribadi kita sendiri, kita harus selalu mawas diri, supaya terlepas dari AS, dari Sumber, dari Iman tetapi selalu berpijak pada AS dan didalam AS. Bahwa segala amal perbuatan kita mengenai masalah dunia (keluar) selalu berdasarkan SUMBER, yang bersifat lahir. Sedang amal ibadah (kedalam) yang bersifat batin kembali kepada SUMBER.
Dengan demikian semua perbuatan kita baik yang mengarah keluar maupun yang mengarah keluar maupun yang mengarah kedalam berpusat dan memusat di SUMBER, berpusat dan memusat di Hati Sanubari, sesungguhnya yang demikian itu ialah penghayatan atau pelaksanaani man dan taukhi d.


 Manusia sebagai makluk sosial
Kita diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makluk individu selain itu pula kita diciptakan sebagai makluk sosial. Kita tidak bisa hidup sendiri, dalam pemenuhan kebutuhan, kita tidak bisa terlepas dari masyarakat dan lingkungan. Lingkungan keluarga, Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), suku dan lingkungan ² lingkungan yang lainnya.
Apabila kita mampu memancarkan ´pribadiµ kita dan tidak terlepas dari AS atau Hati Sanubari, kita akan ber-pribadi, berwibawa dan selalu akan menjadi ´subyekµ daripada lingkungan sekeliling kita, dikarenakan Hati Sanubari senantiasa memancarkan sinar kewibawaan.
Sebaliknya jika kita terlepas dari AS, kita akan tergilas dan tenggelam dalam lingkungan dan akan menjadi ´objekµ belaka. Disamping itu perlu disadari pula, bahwa lingkungan (omgeving) bisa menjadi tirai antara diri pribadi dengan Tuhan Yang Maha Esa. Padahal seharusnya lingkungan itu harus menjadi ´tombolµ antara diri pribadi dengan Tuhan Yang Maha Esa. Dengan hidup dalam lingkungan dan karena lingkungan kita sekaligus merasakan ´Adanya Tuhan, Keagungan Tuhan. Disaat kiat beribadah, disaat kita sendiri, disaat ramai,






















Teruntuk seseorangan yang telah menulis artikel ini :
Saya ucapkan terima kasih atas ilmunya.
Dan saya sekaligus meminta izin untuk memasukan artikel ini ke dalam blog saya.
Mengingat tulisan ini saya temukan tiada nama.